Pages

SELAMAT DATANG

semoga bermanfaat untuk kita semua

Sabtu, 06 November 2010

Masih Zaman Sekolah Berat Bawa banyak Buku?


Pada dasarnya ide ini muncul melalui suatu film animasi Jepang Astro boy, dimana nantinya pada masa depan pelajar tidak lagi perlu berat-berat bawa buku pelajaran tapi diganti dengan sebuah komputer yang ada pada masing-masing meja siswa. Pada meja itu para siswa dapat membaca buku pelajaran, menyaksikan visual dari apa yang sedang diterangkan, sampai mengerjakan tugas.Dalam mengerjakan tugas daripada harus menulis dan hasil tulisannya diserahkan bentuk kertas-kertas yang banyak diganti dengan sebuah alat penyimpanan berupa chip. Jadi, kami memcoba membuat desain sederhananya untuk coba dikembangkan. Meja ini kami beri nama SMARTABLE. Meja ini dirancang oleh saya bersama Novriansyah Pratama, Diego Ramadhoni, dan Rizqi Arief Setiawan

Penjelasan :

1. Sebuah meja biasa digunakan untuk sekolah-sekolah yang diatasnya akan ditaruh layar LCD komputer untuk para siswa belajar.

2. Finger Scan, Berfungsi untuk log-in para siswa. Berguna juga untuk menghindari kecurangan saat ulangan atau ujian.

3. Sebuah layar LCD yang memiliki kemampuan touch-screen sehingga diibaratkan dapat menulis dan mengerjakan tugas dimeja

4. Misalkan sedang diadakan sebuah ulangan umum, soal-soal yang biasanya ada pada kertas-kertas sekarang ada pada meja siswa

5. Pada bagian ini siswa dapat menuliskan jawabannya, dalam pemilihan menulis atau mengetik melalui keyboard sebenarnya adalah optional tapi pada pelajaran tertentu seorang dosen atau guru dapat menentukan cara menjawab soal essay ini.

6. Sebuah keyboard virtual yang dapat digunakan dalam mencatat atau mengerjakan essay tergantung kebutuhan.

7. Bagian ini dapat di-klik untuk pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda

8. Slot untuk chip, Chip yang dimasukan ibarat buku yang dapat dibawa-bawa. Berisi catatan atau tugad-tugas siswa.

9. Tempat untuk pen touchscreen

Senin, 01 November 2010

Ejaan Yang Disempurnakan(EYD)

1. Pengertian Ejaan

Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi :

a. Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)

b. Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata dasar, kata ulang, kata majemuk, dan lain sebagainya.

c. Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagiannya dengan mengunakan tanda baca.

2. Ejaan Van Ophusyen

Ejaan Van Ophusyen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947. Ejaan ini merupakan karya Ch. A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).

Ciri khusus ejaan Van Ophusyen :

1. Huruf /u/ ditulis /oe/.

2. Koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda /’/ pada akhir kata misalnya bapa’,ta’.

3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf /a/ mendapat akhiran /i/, maka di atas akhiran itu diberi tanda trema /”/.

4. Huruf /c/ yang pelafalannya keras diberi tanda /’/ diatasnya.

5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)

6. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :

a. Dirangkai menjadi satu, misalnya /hoeloebalang, apabila/, dsb.

b. Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya /rumah-sakit/,dsb.

c. Dipisahkan, misalnya /anak-negeri/,dsb.

3. Ejaan Republik/ Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri P dan K Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947 oleh sebab ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Siste ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk bahasa Indonesia.

Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :

1. Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen berubah menada /u/.

2. Tanda trema pada huruf /a/ dan /i/ dihilangkan.

3. Koma ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan /k/ misalanya kata menjadi katak.

4. Huruf /e/ keras dan /e/ lemah ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.

5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.

Contohnya :

a. Berlari-larian

b. Berlari2-an

6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara

Contohnya :

a. Tata laksana

b. Tata-laksana

c. Tatalaksana

7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan /e/ lemah, misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan /peraktek/, dsb.

4. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara. Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

5. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII, 17 agustus 1972. Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk tahun 1966.

Ciri khusus Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) :

1. Perubahan huruf /j/, /dj/, /nj/, /ch/, /tj/, /sj/ pada ejaan Republik menjadi /y/, /j/, /ny/, /kh/, /c/, /sy/.

Contoh :

Jang yang

Djadi jadi

Njonja nyonya

Chabar khabar

Tjepat cepat

Sjarat syarat

2. Kata ulang ditulis dengan satu cara yakni menggunakan tanda hubung (tidak diperkenankan menggunakan tanda angka /2/)

Contoh :

Besar2 Besar-besar

Se-besar2-nya sebesar-besarnya

Sayur2-an sayur-sayuran

Penulisan kata ulang dengan menggunakan angka /2/ hanya diperkenankan pada tulisan cepat atau notula.

3. Penulisan kata majemuk harus dipisahkan dan tidak perlu menggunakan tanda hubung.

Contoh :

Duta-besar duta besar

Kaya-raya kaya raya

Tata-usaha tata usaha

4. Gubangan kata yang sudah dianggap senyawa (satu kata) ditulis serangkai. Contohnya : Assalamualaikum, hulubalang, dsb.

5. Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, dsb.

6. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya :

di Surabaya bukan disurabaya

ke sini bukan kesini

di sini bukan disini

7. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang menjadi kelompok kata.

Contohnya :

Kapan pun aku tetap menantimu

Meskipun demikian aku tak akan marah (meskipun adalah kelompok kata)

8. Penulisan kata si dan sang dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contohnya :

Si penjual bakso bukan sipenjual bakso

Sang pujangga bukan sangpujangga

9. Partikel per berarti tia-tiap dipisah dari kata yang mengikutinya.

Contonya :

Per orang bukan perorang

Per lembar bukan perlembar

Powered By Blogger